Selasa, 17 Januari 2012

KISAH SEKERANJANG AIR

Seorang kakek sangat rajin membaca Qur’an tiap pagi.
Dia selalu duduk di meja dapur dan membaca Qur’an-nya.
Cucu laki-lakinya mencoba meniru sang kakek, dengan membaca Qur’an tiap pagi.

“Kakek, saya mencoba membaca Qur’an seperti kakek, tapi saya tidak pernah bisa mengerti. Setiap saat, saya mencoba untuk memahami, tapi setiap saya selesai membacanya dan menutup Qur’an, saya selalu lupa lagi. Apa untungnya membaca Qur’an ?”
Sang kakek terdiam, dan menjawab,“ Tolong ambilkan air dari sungai dengan keranjang ini, bawakan kakek sekeranjang air,”Sang cucu menuruti apa kata si kakek.
Dia mengambil air dari sungai dengan keranjang. Tapi air selalu bocor dan habis sebelum sampai rumah. Kakek tertawa, dan mengatakan dia harus lebih cepat lain waktu.

Sang cucu berlari dengan cepat, tapi tetap saja keranjang akan kosong sebelum dia sampai rumah.Kehabisan nafas, cucu mengatakan bahwa tidak mungkin membawa sekeranjang air, dia lalu mencoba mengambil sebuah ember untuk mengambil air.
Laki2 tua itu berkata, “ Saya tidak mau seember air, tapi sekeranjang air. Kau tidak cukup berusaha keras, “

Meskipun si cucu tahu bahwa itu adalah hal yang sangat tidak mungkin, dia tetap membawakan sekeranjang air secepat mungkin dengan berlari. Tapi Tetap saja air habis sebelum sampai rumah.“ Kakek, ini sama sekali tidak ada gunanya ! ”

Kakek tersenyum, “ Jadi engkau pikir, ini tidak berguna ?
coba perhatikan keranjang ini…”
Sang cucu memperhatikan keranjang yang dia bawa, untuk pertama kalinya dia sadar, bahwa keranjang ini sangat berbeda sekarang.
Keranjang sudah berubah, dari keranjang kotor, menjadi keranjang yang sangat bersih sekarang, luar dan dalam.“ Cucuku, Itulah yang terjadi saat kita membaca Qur’an.
Engkau mungkin tidak dapat mengerti dan mengingat segalanya, tapi ketika engkau membacanya, kau akan berubah menjadi lebih bersih, luar dan dalam.
Itulah yang dilakukan Allah untuk hidupmu.

(http://newmasgun.blogspot.com)

Read More......

BERPIKIR, MELAKUKAN, DAN BERDO’A

Bahwasanya kita hanya mampu berpikir, melakukan dan berdoa. Itu saja, tak lebih.
Allah tak akan menolong hambaNya, selama hambaNya itu hanya memenuhi hari-harinya dengan berbagai pikiran dan khayalan tanpa ada satu pun perbuatan untuk mewujudkannya. Melakukan sesuatu akan menjadi tak sempurna jika tak ada rencana yang terpikirkan terlebih dahulu. Allah pun akan melihat kesungguhan hambaNya untuk melakukan suatu usaha jika hambaNya mengiringi usahanya tersebut dengan berdoa.
Jangan pernah melelahkan diri dengan menengadahkan kepala kita untuk melihat puncak terlalu lama, sedangkan jalan setapak tempat kita berdiri terasingkan dari tapak kita.
Suatu saat saya berpikir untuk menjadi seorang pengusaha dengan pengalaman yang nihil. Saya pun sempat lelah oleh berbagai pikiran-pikiran tentang kesuksesan, padahal belum sekecil pun saya melakukan usaha. Ketika saya lelah dan hampir menyerah, saya berdoa dan di lubuk hati terdalam saya tetap memiliki keinginan untuk menjadi pengusaha suatu hari nanti. Tanpa di sadari, saya mulai melakukan suatu yang saya sukai yang ternyata memiliki nilai jual. Saya memiliki keterampilan untuk membuat handmade, saya pun mampu menulis, Meskipun belum seberapa atau jauh dari harapan, bukan hal yang besar bagi saya. Saat saya mampu melakukan hal tersebut walaupun kecil itu lebih berarti bagi saya daripada hanya memikirkannya terus menerus tanpa kerja nyata. Yang terpenting adalah terus berusaha tanpa henti.
Sempat tak menyangka dengan apa yang telah saya lakukan. Ternyata benar. Allah selalu menolong hambaNya yang berusaha untuk merubah nasibnya sendiri. Bahkan tanpa terpikirkan sebelumnya oleh kita.
Setiap kita memiliki potensi yang luar biasa dari Allah. Meski seringnya kita tak menyadari, terlebih mengacuhkannya. Setiap kita pula selalu memiliki sejuta imajinasi dan karya tapi setiap kita tak selalu mengeluarkan imajinasi dan karya kita tersebut. Karya yang membuat kehidupan menjadi lebih berarti. Membuat kita lebih menghargai hidup dan berpikir, kita masih memiliki manfaat untuk kita berikan kepada orang lain. Walaupun hanya berupa semangat dan tekad.
Bahwa hal yang besar pasti berasal dari sesuatu yang kecil. Jangan pernah malu melakukan sesuatu meskipun belum terlihat hasilnya. Tetap yakin dan berusaha. Jangan terpaku pada sebuah tujuan. Tetap jalani apa yang ada di depan mata, melakukan hal terbaik yang bisa di lakukan. Tujuan cukup menjadi sebuah acuan, lalu abaikan.  Yang terpenting adalah sebuah proses. Bagaimana kita melakukan sesuatu yang belum pernah di lakukan dan di pikirkan. Lebih lelah dan tanpa kenyamanan. Nikmati saja semua itu. Bukankah semua kesuksesan membutuhkan pengorbanan yang lebih di banding sesuatu yang biasa. Dan kesuksesan bukan pula barometer yang tercermin dari sebuah penghargaan dan applause dari orang-orang, tapi kepuasan diri ketika melakukannya dan pemberian manfaat kepada orang lain. Berbagi dalam sebuah kebahagiaan. Karena Allah. Karena ingin memaksimalkan potensi yang di berikannya.
Dengan begitu, akan terminimalisir satu karakter manusia yaitu mengeluh. Kita akan lebih banyak bersyukur dan menemukan hal-hal baru yang lagi-lagi hanya membutuhkan ucapan syukur tanpa keluhan. Lebih berpikir positif dan memandang hidup lebih luas. Menerima segala kritikan dengan lapang dada.
Suatu keindahan berusaha yang di niatkan karena Allah, bersyukur kepadaNya dengan memaksimalkan potensi yang di miliki. Jangan pernah berpikir mengenai kekurangan. Tapi munculkan berjuta kelebihan yang telah Allah titipkan. Karena Allah tiada menciptakan makhlukNya kecuali dengan berbagai manfaat dan sebagai khalifah di muka bumi.
Allahua’lam.
 

Read More......

Senin, 16 Januari 2012

PERSATUAN PARLEMEN INTERNASIONAL UNDANG HAMAS, ISRAEL MARAH

Persatuan Parlemen Internasional (Inter-Parliamentary Union/IPU) mengundang fraksi perubahan dan reformasi Palestina yang berafiliasi ke Hamas untuk mengikuti kerja komite HAM Parlemen Internasional di Jenewa. Israel, yang merupakan salah satu anggota IPU marah dengan adanya undangan itu.

Menlu Israel Avigdor Lieberman mengutuk undangan Persatuan Parlemen Internasional itu, Senin (16/1). Menurut Lieberman, Hamas tidak boleh diundang karena ia adalah organisasi teroris.

"Ini adalah contoh baru kemunafikan internasional," kata Lieberman.

Dalam keterangan yang sama kepada radio Israel, Lieberman menambahkan, sangat jelas di seluruh organisasi dunia yang beranggotakan 57 negara Islam bersama sejumlah wakil dari negara non blok membuat sikap terpadu menentang Israel.

Hadirnya delegasi Palestina itu juga menunjukkan gagalnya upaya Israel mencegah partisipasi Hamas dalam forum internasional itu.

Menjawab pertanyaan kemungkinan Israel keluar dari persatuan parlemen internasional, Lieberman menyatakan, belum ditegaskan keharusan membuat keputusan seperti ini.

Reshet Bet
melaporkan bahwa delegasi Hamas, yang dipimpin oleh Mashir al-Masri, tiba beberapa hari lalu ke Jenewa dan bertemu Komite Hak Asasi Manusia sejak hari Ahad, menyusul undangan yang dikirim kepada mereka oleh IPU. Diskusi sentral dalam acara itu membahas seputar pelanggaan Israel terhadap para anggota parlemen, terutama penangkapan dan deportasi para anggota parlemen Palestina.
(Bersama Dakwah)

Read More......

HUKUM DAN BAHAYA MINUMAN KERAS

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah, 
Marilah kita senantiasa memuji Allah atas curahan nikmat-Nya yang senantiasa meliputi kita. Lalu kita pun berupaya untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Azza wa Jalla. Taqwa dalam arti sebenarnya, yaitu berusaha mentaati semua perintah Allah dan meninggalkan segala larangannya. Taqwa yang juga berarti tunduk kepada Allah atas segala aturannya dan tidak menentang Allah dalam aturan itu, lebih-lebih membuat aturan lain yang bertentangan dengan aturan Allah Subhaanahu Wa Ta'ala. 

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah, 
Hari-hari ini, mengemuka kembali tentang pembahasan minuman keras. Yang sebenarnya kita semua tahu bahwa minuman keras itu dilarang oleh Allah Subhaanahu Wa Ta'ala. Namun kemudian masih saja ada pihak yang mencoba melegalkannya dengan berbagai cara. Ketika larangan Allah itu diformalkan dengan peraturan, ada juga yang berupaya untuk menjegal peraturan itu hingga kemudian menjadi dalih untuk memperdagangkan dan mengkonsumsi atas anggapan legal secara hukum. 
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah, 
Patutlah kiranya kita kembali mengingat betapa Allah Azza wa Jalla telah secara tegas melarang minuman keras atau khamr. Larangan Allah SWT tentang minuman keras atau khamr ini dulunya memang bertahap, tetapi setelah final hukumnya, hukum haram itu tak lagi berubah dan tak ada satu kekuasaan pun yang berhak mengubahnya. 
Allah SWT berfirman tentang khamr pada tahap pertama, 
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا 
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfa`at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa`atnya… (QS. Al-Baqarah : 219) 
Setelah turunnya ayat ini, para sahabat yang dulunya pemabuk sudah mulai menurunkan intensitas interaksinya dengan khamr. Namun, sebagiannya belum lepas sama sekali. Hingga suatu ketika ada sahabat yang mengimami Shalat, bacaannya keliru karena mabuk. Maka Allah SWT menurunkan firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ 
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (QS. An-Nisa' : 43) 
Sampai di sini, frekuensi interaksi dengan minuman keras (khamr) berkurang lagi. Lalu pada tahap terakhir Allah SWT menegaskan :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ 
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah: 90) 
Sejak mengetahui ayat ini, seketika para sahabat menghentikan berinteraksi dengan minuman keras. Mereka berhenti mabuk sama sekali. Bahkan seketika membuang khamr yang masih mereka simpan ke jalan-jalan. Sehingga digambarkan, sebagian jalan-jalan di Madinah saat itu "tergenang" oleh khamr. 
Rasulullah SAW bersabda tentang haramnya minuman keras (khamr) :
كُلُّ مُسْكِرٍ خَمْرٌ وَكُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ وَمَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ فِى الدُّنْيَا فَمَاتَ وَهُوَ يُدْمِنُهَا لَمْ يَتُبْ لَمْ يَشْرَبْهَا فِى الآخِرَةِ 
Setiap minuman yangmemabukkan adalah khamar dan setiap yang memabukkan adalah haram. Barang siapa minum khamar di dunia lalu ia mati dalam keadaan masih tetap meminumnya (kecanduan) dan tidak bertobat, maka ia tidak akan dapat meminumnya di akhirat (di surga) (HR. Muslim) 
Maka dengan demikian, hendaklah kita kembali ingat bahwa perkara haramnya minuman keras (khamr) telah demikian jelas dan tegas. 
Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah, 
Jika haramnya minuman keras sudah kita ketahui bersama, ingatlah bahwa sesuatu yang diharamkan Allah pasti mengandung kemudharatan atau bahaya besar bagi manusia. Diantara bahaya minuman keras adalah sebagai berikut : 
1. Minuman keras (khamr) adalah induk kejahatan
الْخَمْرُ أُمُّ الْخَبَائِثِ وَمَنْ شَرِبَهَا لَمْ يَقْبَلِ اللَّهُ مِنْهُ صَلاَةً أَرْبَعِينَ يَوْمًا فَإِنْ مَاتَ وَهِىَ فِى بَطْنِهِ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً 
Khamr itu adalah induk keburukan (ummul khobaits) dan barangsiapa meminumnya maka Allah tidak menerima sholatnya 40 hari. Maka apabila ia mati sedang khamr itu ada di dalam perutnya maka ia mati dalam keadaan bangkai jahiliyah. (HR At-Thabrani, Ad-Daraquthni dan lainnya, dihasankan oleh Al-Albani) 
Dari minuman keras, terutama ketika peminumnya mabuk, maka hilanglah akalnya. Ia tak sadar bahwa kemaksiatan lain segera mengikuti. Seperti berkata kotor, tindak kekerasan, pencurian, perkosaan dan lain-lain. 
2. Efek buruk terhadap kesehatan 
Seperti telah lazim diketahui, minuman keras sangat buruk bagi kesehatan manusia. Minuman keras akan merusak Syaraf karena mengandung zat aditif yang jika dikonsumsi walaupun sedikit akan mengakibatkan kecanduan yang luar biasa. Kerusakan syaraf ini berdampak pada melemahnya keseimbangan tubuh dan berkurangnya kepekaan indra peraba. 
Minuman keras juga merusak jantung. Dalam jangka pendek minuman keras membuat jantung berdegup lebih cepat. Sebenarnya ini terjadi karena minuman keras atau minuman beralkohol dapat merusak sel-sel tubuh, termasuk sel-sel jantung. 
Minuman keras juga merusak metabolisme tubuh. Menurut penelitian University of Maryland Medical Center penggunaan alkohol bisa menyebabkan penyakit hati kronis, seperti fatty liver yang bisa ditemui bahwa 90 persen penderitanya adalah pengguna alkohol. Minuman keras juga bisa mengakibatkan gagal liver. 
3. Minuman keras merusak kecerdasan 
Sebagaimana minuman keras merusak syaraf, ia juga akan mengakibatkan kecerdasan menurun, bahkan menurun signifikan. Jika pada saat mabuk kesadaran dan akal hilang, penggunaan minuman keras dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan kecerdasan akal rusak meski dalam keadaan sadar/tidak mabuk. 
Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah, 
Semoga dalil haramnya minuman keras dan sebagian bahayanya membuat kita tidak mengundang murka Allah dengan menentang aturannya untuk melegalkan minuman keras di negeri kita tercinta. Sebaliknya, seharusnya kita membuat aturan-aturan yang efektif mencegah peredaran dan konsumsi minuman keras, sejalan dengan petunjuk Allah SWT. [Bersama Dakwah]

Read More......

Selasa, 18 Mei 2010

NASEHAT ROSULULLOH SAW

Dari Mu'adz bin Jabal ra., ia berkata, "Pernah aku bersama Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan. Pada suatu hari aku dekat sekali dengan beliau kala kami sama-sama menapakan kaki.
Aku berkata, "Wahai Rasulullah, beritahulah aku tentang sesuatu perbuatan yang dapat menghantarkan aku masuk surga dan menjauhkan diriku dari neraka."
Beliau bersabda, "Kamu telah bertanya tentang sesuatu yang besar. Hal itu sangat mudah bagi orang yang dimudahkan Allah baginya. Hendaklah kamu menyembah Allah, tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa Ramadhan, dan menunaikan haji di Baitul Haram."
Kemudian beliau melanjutkan lagi, "Maukah kamu kutunjukkan pintu-pintu kebaikan?"
"Baik ya Rasulullah," kataku.
Beliau bersabda, "Puasa adalah surga. Shadaqah dapat memadamkan kesalahan sebagaimana air yang memadamkan api. Shalat yang didirikan seseorang di tengah malam adalah syi'ar orang-orang shaleh." Lalu beliau membaca ayat Al-Qur'an:
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo'a kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian rizki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang di sembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (As Sajdah (32): 16)
Beliau bersabda lagi, "Maukah kamu kuberitahu tentang pangkal masalah, tonggak, dan yang paling tinggi kedudukannya?"
"Baiklah ya Rasulullah," kataku.
"Pangkal masalah adalah Islam. Tonggaknya adalah shalat, dan yang paling tinggi kedudukannya adalah jihad."
"Maukah kamu kuberitahu sendi dari semua itu?"
"Tahanlah ini atas dirimu," sabda beliau sambil menunjuk lidah.
"Wahai Rasulullah, bagaimana kita dapat melakukannya padahal kita berbicara dengan lidah?," kataku.
"Wahai Mu'adz, ibumu akan bersedih karena kematianmu. Apakah manusia menjerumuskan wajahnya ke dalam api atau berkata dengan dengusan hidungnya kecuali diakibatkan oleh lidahnya?"

Read More......

Rabu, 02 Desember 2009

SEMANGAT BERKORBAN VS MENGORBANKAN

الله أكبر3 لااله الاالله والله أكبر. الله أكبر ولله الحمد. الحمد لله الذي بنعمه تتم الصالحات. وأمرنا بعبادته وتقواه بامتثال المأمورات واجتناب المنهيات. أشهد الا اله الاالله رب المشرق والمغرب ورب العرش والسماوات مدبر كل المجريات. وأشهد أن محمدا عبده ورسوله أمره الله بالنحر بعد الصلاة شكرا للنعم والمنات. فالللهم صل وسلم وبارك علي نبي المرحمة والملحمة بعثه الله بأكمل الشرائع رحمة لجميع المخلوقات. أما بعد, فياأيها الناس اتقوالله وعظموا شعائره وذلك من تمام القربات .

Alhamdulillah, kembali Allah SWT mempertemukan kita di tempat yang mulia ini dalam rangka menta’zhimkan syi’ar agamaNya. Bertakbir mengagungkan asmaNya, ruku’ sujud bertaqarrub serta bersyukur atas segala karuniaNya, kemudian akan dilanjutkan dengan menyembelih kurban, sebagai manifestasi ketaatan terhadap perintahNya, meneladani RasulNya serta memperingati peristiwa pengorbanan khalilullah Nabi Ibrahim dan Ismail ’alaihimassalam.

Sesungguhnya ada hubungan yang kuat antara pelaksanaan shalat ‘iedul adha, penyembelihan qurban, dengan eksistensi kita bahkan masa depan kita sebagai umat beriman. Sebagaimana digambarkan dalam Surah al Kautsar:

INNA A’THAINAKA AL KAUTSARA

FASHALLI LIRABBIKA WANHAR

INNA SYANI-AKA HUWAL ABTAR

Surat Al Kautsar sungguh memberi kabar gembira kepada umat akhir zaman. Betapa Allah SWT yang Maha Rahman telah memuliakan junjunan alam Muhammad saw dengan pelbagai karunia ”al kautsar”. Yaitu: al khairul katsir (kebaikan yang banyak), al Islam, al Quran, katsratu al ummah, al itsar, dan ”rif’atul dzikri” di dunia ini kemudian telaga al Kautsar di akhirat kelak. Itu semua sudah Allah karuniakan kepada nabi kita Muhammad saw. Sedang bagi kita selaku ummat beliau, semua itu merupakan ”busyra” kabar gembira, bahwa jika kita memenuhi syaratNya maka semua karunia itu pun disediakan bagi kita. Syaratnya hanya dua saja, yaitu menunaikan shalat karena ”tha’atan wa taqarruban”, dan menyembelih binatang nahar karena ”syukran” atas nikmat Allah yang tak terhitung satuan maupun jumlahnya. Dengan memperbanyak shalat yang juga bermakna do’a dan banyak berkorban (tadlhiyah), nikmat dan karunia dari Allah tidak akan pernah berkurang bagi yang melaksanakannya. Justeru dengan jalan itu, karunia Ilahi akan terus ditambahkan sepanjang jalan shalat dan pengorbanan. Jalan yang memastikan masa depan yang menjanjikan kebaikan, kemajuan dan kebahagiaan.

Allahu Akkbar 3 X walillahilhamd

Tetapi sebaliknya, apabila jalan shalat dan pengorbanan itu tidak ditempuh, karena memperturutkan kemalasan dan kebakhilan, maka Allah tegaskan ”INNA SYAANIAKA HUAL ABTARU”.

Artinya apa, disebabkan keengganan mengikuti sunnah Rasulullah saw berupa penunaian shalat dan kurban, maka ”al abtaru” keterputusan aliran rahmat Allah SWT telah menjadi ketetapan. Suatu gambaran masa depan yang suram, sebab tanpa rahmat Allah maka kegelapan lahir batin telah menanti. Kegelapan individual kemudian kegelapan sosial menjadi tak dapat dihindari. Na’udzubillahi min dzalik..

Ma’asyral Mu’minin wal mukminat akramakumullah

Tadi disebutkan bahwa di antara makna ”al kautsar/karunia yang banyak” itu adalah ”rif’atul dzikri” kedudukan yang tinggi dan sanjungan yang luhur. Itu merupakan resultante yang memang wajar dan logis. Betapa tidak sebab posisi kesyukuran dan pengorbanan itu berada pada anak tangga yang luhur.

- Paling rendah adalah posisi MENGORBANKAN sesama, berarti posisi KEZHALIMAN yang mengantarkan kepada ’ZHULUMAT” kegelapan dunia akhirat, dimana aliran NUR ILAHI dan rahmatNya terputus.

- Posisi di atasnya adalah MEMBIARKAN (EGP) ”Al khudzlan” yang juga dilarang oleh Rasulullah saw. Sikap abai membiarkan sehingga orang lain celaka, meskipun bersifat pasif tapi sesungguhnya termasuk kejahatan kepada sesama.

- Di atasnya posisi INSHAF (fairness/adil). Yaitu berbuat sewajarnya, sebatas menunaikan atau menggugurkan kewajiban agar terhindar dari kezhaliman. Boleh jadi meski positif tapi tidak dikedepankan dengan sepenuh hati.

- Posisi tertinggi adalah TADLHIYAH/BERKORBAN untuk kebaikan sesama atau orang banyak. Tentu saja dasarnya kerelaan yang bukan setengah hati, dan merupakan bentuk keihsanan yang merupakan kelanjutan dari taqwa” TSUMMATTAQAU WA AHSANU” kemudian mereka bertaqwa dan berbuat ihsan. ”WALLAHU YUHIBBUL MUHSININ”. (Al Maidah, 93). Maka hanya cinta Allah yang akan diberikan kepada mereka yang berkorban dan berbuat ihsan.

Allahu Akbar 3 X walillahilhamd

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Binatang kurban yang disebut udlhiyah atau nahar adalah simbolisasi tadlhiyah yakni pengorbanan. Baik udlhiyah maupun tadlhiyah posisinya sama sebagai ‘ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah (taqarruban wa qurbanan). Jika menyembelih udlhiyah merupakan ‘ibadah material yang ritual, maka taldhiyah/pengorbanan di jalan Allah merupakan ‘ibadah keadaban yang memajukan sektor-sektor kehidupan yang lebih luas. Tidak ada ruginya orang yang berudlhiyah dan bertadlhiyah, karena sesungguhnya termasuk dalam kerangka MULTI QURBAN/pendekatan diri dan MULTI INVESTASI.

- Bertadlhiah merupakan multi pendekatan diri/qurban, sebagaimana dinyatakan dalam ikrar seorang muslim yang bertaqarrub kepada Rabbnya melalui shalat : INNA SHALATI WA NUSUKI WA MAHYAYA WA MAMATI LILLAHOI RABBIL ‘ALAMIN LA SYARIKA LAH.

Kita diperintahkan untuk bertaqarrub kepada Maha Pencipta dengan shalat serta ‘ubudiah yang lain, dan bertaqarrub kepada Allah dalam segala aktivitas hidup ini.

- Bertadlhiyah bermakna multi investasi:

- Merupakan investasi sosial (social investment) karena jelas, pengorbanan baik material maupun moral memberikan dampak sosial yang positif. Dalam Al Quran Surah Annisa ayat 114 disebutkan: Bahwa tidak ada kebaikan dalam pembicaraan atau wacana yang diadakan, kecuali untuk mengajak orang bersedekah, memerintahkan yang ma’ruf, atau untuk mendamaikan sengketa di antara masyarakat. Dan barangsiapa melakukan itu karena ridha Allah niscaya berbalas pahala yang besar.

لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

- Bertadlhiah meruapakan investasi ekonomi (economic investment). Sebagaimana dinyatakan dalam QS al Lail, ayat 5- 10: “Barangsiapa memberi dan bertaqwa serta membenarkan balasan yang sebaik-baiknya, maka niscaya Kami beri kemudahan demi kemudahan. Dan barangsiapa yang kikir dan merasa tidak memerlukan orang lain serta mendustakan pahala yang lebih baik, maka niscaya Kami bukakan baginya pintu kesulitan”.

- Bertadlhiah juga merupakan bentuk moral investment, yang mampu mengikis kekikiran ” al syuhhu”. Sifat kikir sangat berbahaya, sebagaimana diperingatkan dalam sabda Rasulullah saw:

إياكم والشح ، فانما هلك من كان قبلكم بالشح ، أمرهم بالبخل فبخلوا ، وأمرهم بالقطيعة فقطعوا ، وأمرهم بالفجور ففجروا. (د وابن جرير في تهذيبه ك ق عن ابن عمرو).

Artinya: ”Hati-hati dengan sifat kikir. Sebab sesungguhnya kehancuran umat sebelum kalian diakibatkan kekikiran, sifat kikir telah mendorong mereka untuk berlaku pelit, lalu mendorong mereka untuk memutus silaturahim dan akhirnya telah mendorong mereka melakukan kejahatan”.

- Endingnya, pengorbanan di jalan Allah tentu saja sebagai investasi ukhrawi. Sebagaimana disebutkan dalam Hadits bahwa ’ibadah orang yang menyembelih binatang kurban sudah diterima Allah sebelum darahnya menetes ke tanah, dan merupakan seutama-utama ’ibadah pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Allahu Akbar 3 X walillahilhamd

Ma’asyiral Muslimin wal muslimat rahimakumullah

Demikian agungnya makna serta pahala udlhiyah, tadlhiyah sebagai wujud pengorbanan untuk memajukan hidup sekaligus mendekatkan diri kepada Allah. Menumbuh kembangkan spirit pengorbanan merupakan bagian mendasar dalam rangka pembentukan karakter masyarakat dan bangsa yang beradab. Seorang pemimpin sejati akan lebih kuat tarikannya pada kekitaan untuk memikirkan masyarakatnya daripada tarikan pada ke akuan untuk semata memikirkan kepentingan diri sendiri. Untuk kemaslahatan kita pemimpin rela mengorbankan akunya jika diperlukan. Demikian halnya dengan negarawan, menempatkan akunya dalam ke kitaaan. Itulah yang dicontohkan oleh baginda Rasulullah saw, sebagai sosok pemimpin yang datang dari kita ”min anfusikum”, penuh perhatian pada kita ”’azizun ’alaihi ma ’anittum”, selalu konsen kepada kepentingan kita ”harishun ’alaikum”, dan secara adil/proporsional memberi kasih sayangnya kepada semua ”bil mukminina raufurrahim”.

Allahu Akbar 3 X walillahilhamd

Namun apa yang kita saksikan dewasa ini. Jiwa pengorbanan pada banyak kalangan telah digeser oleh semangat atau nafsu mengorbankan orang lain. Bahkan sebetulnya bukan orang lain, tapi saudara sebangsa bahkan seprofesi dan seinstitusi. Perhatikan saja kemelut di ranah hukum, dimana para oknum melibatkan tiga lembaga hukum di Republik ini. Perang terbuka di media massa makin membuat rakyat prihatin tetapi juga bingung. Kasus besar yang di-blow up, menggelinding makin ruwet bagai gulungan benang kusut. Analisis secara yuridis dan sosiologis tidak mampu membawa peta masalah makin terang benderang.

Hanya satu pisau analisis yang mampu memosisikan dan memahami masalah yang ada secara mendasar dan tepat. Yaitu analisis mental dan moral manusia. Secara mental ada kerusakan yang serius, yaitu hilangnya kejujuran ”al shidqu”, dan diputusnya ketertautan antara apa yang diperbuat di dunia ini dengan kesadaran terhadap negeri akhirat. Dengan absennya kejujuran maka yang menggantikannya adalah kedustaan ”al kadzibu”. Bermula dari dusta antar personal kemudian berkembang menjadi kedustaan publik bahkan bisa merambah jadi kedustaan institusional. Kalau sudah begitu, tidak ada lagi orang yang mau mengakui kesalahan malah justeru menyalahkan pihak lain, dan ujung-ujungnya mengorbankan pihak lain demi membela akuisme personal atau egoisme lembaga. Pada alur ini cara-cara rekayasa, penjebakan, pengerdilan dan boleh jadi kriminalisasi menjadi pilihan yang dijalani.

Dalam konteks ini Rasulullah saw telah memberikan peringatan dengan sabdanya:

”Hati-hati dengan dusta, sebab dusta akan membawa pada perbuatan dosa, dan perbuatan dosa akan menyeret ke naraka. Seseorang berulang kali berdusta hingga terbentuk sifat dan dituliskan sebagai pendusta” (Riwayat Muslim)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Egoisme bermula dari ketidak pedulian terhadap sesama, kemudian demi untuk memenangkan diri atau paling banter kolega chemistrinya maka orang menjadi tidak ragu untuk melakukan kedustaan yang tentu saja merugikan/menzhalimi orang lain. Berikutnya orang akan menutupi kebohongan pertama dengan kebohongan-kebohongan berikutnya secara berlapis-lapis. Krisis kejujuran ini menemukan sinergisitasnya dengan meluasnya egoisme di kalangan masyarakat. Egoisme yang kian parah, sanggup melupakan jasa seorang isteri yang berbilang tahun telah memberikan kesetiaannya secara ikhlas, begitu pun sebaliknya. Prahaha rumah tangga hanya buah dari keakuan yang diperturutkan oleh seorang suami atau isteri. Gara-gara egoisme sektoral maka sinergi antar lembaga sosial atau pemerintah akan berantakan, perundingan akan dead lock, yang menjadi konsen masing-masing pihak adalah mencai titik lemah dan melemahkan pihak yang lain.

Egoisme personal atau sektoral jika dikembangkan akan mengemuka dalam tiga sikap yang destruktif, sebagaimana disebutkan dalam Atsar Umar bin Khatthab. Yaitu: ”shuhhun mutha’un” sikap pelit yang menggerus rasa empati terhadap sesama; ”hawan muttaba’un” yakni hawa nafsu selera rendah yang diikuti sehingga makin jauh dari idealisme bahkan kewajaran sekalipun; dan ketiga ”dunyan mu’tsarah” yaitu kepentingan duniawi yang terus dikejar. Dalam konteks itu semua bukan lagi nilai yang menjadi acuan atau norma yang jadi rujukan, melainkan ”i’jabu dzirra’yi bira’yihi” kepongahan orang dalam mempertahankan/membela pendapatnya sendiri. Konsultasi diabaikan dan musyawarah dilecehkan dengan teknik-teknik manipulatif.

Faktor-faktor itu oleh sahabat Umar disebut ”al muhlikat” yakni faktor-faktor penghancur dalam kehidupan masyarakat. Kalau satu dari empat penyakit mental dan moral tersebut sudah merusak, bagaimana jika keempat-empatnya sekaligus telah menimpa kalangan masyarakat kita. Di bawah selimut awan pekat egoisme dan pelbagai bentuk rekayasa dan kebohongan, pesimisme di tengah-tengah masyarakat terus menyeruak melontarkan tanda tanya: masih adakah harapan akan keadilan, kejujuran dan ruang ASA bagi sebuah masa depan yang lebih baik ?

Allahu Akbar 3 X walillahilhamd

Betapapun kita telah banyak berbuat salah pada diri kita, kepada masyarakat serta ma’siat kepada Allah, kembalilah kepada iman di dada agar tetap punya harapan untuk baik. Allah SWT menyeru kita dalam al Quran Surah Azzumar, ayat 53 s/d 55: ”Katakanlah, hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepadaNya, sebelum datang adzab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, sebelum datang adazab kepadamu dengan tiba-tiba sedang kamu tidak menyadarinya”.

Mari kita sadari betapa Allah telah memberi kita dengan karuniaNya yang banyak. Sebagai makhluk yang tahu berterima kasih, marilah kita mendekat kepada Allah . Jangan pernah tinggalkan shalat, perbanyak shalat sunat dan syukur nikmat. Mari belajar berempati kepada sesama dengan sebentuk tadlhiyah (pengorbanan), moral dan/atau material. Mari syi’arkan ’idul qurban ini dengan menyaksikan, membantu atau juga menyembelih seekor hewan kurban, demi memenuhi seruan Allah, meneladani Rasulullah, memperingati pengorbanan kekasih Allah Nabi Ibrahim & Ismail ’alaihimassalam, dan untuk belajar berempati terhadap saudara-saudara kita yang kurang mampu.

Seseorang menjadi besar karena jiwanya besar. Tidak ada jiwa besar tanpa jiwa yang punya semangat berkorban. Berkat ruhul badzli wal tadlhiyah wal mujahadah/spirit berbagi, berkorban dan berjuang, ummat ini telah menjadi ummat yang besar, bergensi dan disegani dunia dalam sejarahnya. Mari kita kembalikan kebesaran serta gensi ummat ini dengan menyemai semangat memberi, berkorban dan mujahadah pada diri dan keluarga kita.

Do’a:

اللهم أعز الاسلام والمسلمين بعزتك وأذل الشرك والكفر بقوتك وارحم المستضعفين برحمتك

اللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا وأصلح لنا دنيانا التي اليها معادنا ...

لااله الا أنت سبحانك إنا كنا من الظالمين

ربنا هب لنا من أزواجنا ...

ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ...

Read More......

Selasa, 10 November 2009

DAPAT PAHALA HAJI MABRUR, TAPI TIDAK HAJI

Sa'id Ibnu Muhafah, Tukang Sol sepatu yang mendapatkan pahala haji mabrur, padahal ia tidak haji, suatu ketika Hasan Al-Basyri menunaikan ibadah haji. Ketika beliau sedang istirahat, beliau bermimpi. Dalam mimpinya beliau melihat dua Malaikat sedang membicarakan sesuatu.

"Rasannya orang yang menunaikan haji tahun ini, banyak sekali" Komentar salah satu Malaikat

"Betul" Jawab yang lainya.

"Berapa kira - kira jumlah keseluruhan?"

"Tujuh ratus ribu"

"Pantas"

"Eh, kamu tahu nggak, dari jumlah tersebut berapa kira - kira yang mabrur",

Selidik Malaikat yang mengetahui jumlah orang - orang haji tahun itu

"Wah, itu sih urusan Allah"

"Dari jumlah itu, tak satupun yang mendapatkan haji Mabrur"

"Kenapa?"

"Macam - macam, ada yang karena riyak, ada yang tetangganya lebih memerlukan uang tapi tidak dibantu dan dia malah haji, ada yang hajinya sudah berkali kali, sementara masih banyak orang yang tidak mampu, dan berbagai sebab lainnya'

"Terus?"

"Tapi Masih ada, orang yang mendapatkan Pahala haji mabrur tahun ini"

"Lho katannya tidak ada"

"Ya, karena orangnya tidak naik haji"

"Kok bisa"

"Begitulah"

"Siapa orang tersebut?"

"Sa'id bin Muhafah, tukang sol sepatu di kota Damsyiq"

Mendengar ucapan itu, Hasan Al-Basyri langsung terbangun. Sepulang dari Makkah, ia tidak langsung ke Mesir, Tapi langsung menuju kota Damsyiq (Siria). Sesampai disana ia langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya. Hampir semua tukang sol sepatu ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu yang namanya Sa'id bin Muhafah.

"Ada, ditepi kota" Jawab salah seorang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya. Sesampai disana Hasan Al-Basyri menemukan tukang sepatu yang berpakaian lusuh,

"Benarkah anda bernama Sa'id bin Muhafah?" tanya Hasan Al-Basyri

"Betul, kenapa?"

Sejenak Hasan Al-Basyri kebingungan, dari mana ia memulai pertanyaanya, akhirnya iapun menceritakan perihal mimpinya. "Sekarang saya tanya, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur, barang kali mimpi itu benar" selidik Hasan Al-Basyri sambil mengakhiri ceritanya.

"Saya sendiri tidak tahu, yang pasti sejak puluhan tahun yang lalu saya memang sangat rindu Makkah, untuk menunaikan ibadah haji. Mulai saat itu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu. Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Dan pada tahun ini biaya itu sebenarnya telah terkumpul"

"Tapi anda tidak berangkat haji"

"Benar"

"Kenapa?"

"Waktu saya hendak berangkat ternyata istri saya hamil, dan saat itu dia ngidam berat"

"Terus?"

"Ngidamnya aneh, saya disuruh membelikan daging yang dia cium, saya cari sumber daging itu, ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh, disitu ada seorang janda dan enam anaknya. Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin daging yang ia masak, meskipun secuil. Ia bilang tidak boleh, hingga saya bilang bahwa dijual berapapun akan saya beli, dia tetap mengelak.

Akhirnya saya tanya kenapa?.. "daging ini halal intuk kami dan haram untuk tuan" katanya

"Kenapa?" tanyaku lagi ,

"Karena daging ini adalah bangkai keledai, bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakanya tentulah kami akan mati kelaparan,"

Jawabnya sambil menahan air mata.

Mendengar ucapan tersebut sepontan saya menangis, lalu saya pulang, saya ceritakan kejadian itu pada istriku, diapun menangis, akhirnya uang bekal hajiku kuberikan semuanya untuk dia"

Mendengar cerita tersebut Hasan Al-Basyripun tak bisa menahan air mata."Kalau begitu engkau memang patut mendapatkanya" Ucapnya.

Kisah ini diceritakan oleh Imam dan Khotib Masjid Rohmah, Cairo Egypt Shahih tidaknya tidak disebutkan. Meski demikian kisah ini perlu menjadi renungan.

Read More......